Info untuk para bunda...
Ada beberapa penyebab kematian mendadak pada bayi, mudah-mudahan info ini bisa membuat para bunda lebih waspada.
faktor pencetus terjadinya kematian bayi mendadak yang perlu kita ketahui:
1. Orangtua tidak diperkenankan merokok di dekat bayi. Keracunan asap nikotin sangat berbahaya bagi kondisi paru -paru dan jantung bayi.
2. Tidak membiarkan bayi tidur sendirian tanpa pengawasan berkala. Sebaiknya orang tua sering sering memperhatikan posisi tidur bayi. Hal ini terutama pada bayi yang sudah mulai bisa tengkurap dan aktif bergerak.
3. Hindari penggunaan selimut ringan di tubuhnya bila bayi sudah bisa mengangkat kaki, sering terjadi selimut tertarik kearah wajah dan menutup hidung bayi.
4. Memeluk bayi atau menyusui bayi dalam kondisi mengantuk berat sebaiknnya dihindari, bahaya bila bayi hidungnya tertindih payudara ibu dan tidak bisa bernafas.
5. Jangan meninggalkan bayi dalam posisi tidur tengkurap dalam waktu lama tanpa pengawasan, sebaiknya tidurkan bayi terlentang.
6. Menidurkan bayi di dalam boks harus dipastikan tidak ada kisi kisi atau celah yang dapat membuat bayi terjepit maupun terjatuh.
7. Tidak membiarkan bayi kedinginan karena dibaringkan dilantai dengan alas tipis, terkena kipas angin, atau suhu AC yang dingin (suhu aman AC untuk bayi baru lahir berkisar antara 28 atau 29), kenakan topi pada kepala bayi, sarung kaki dan tangan. Suhu tubuh bayi dibawah 36,5 celcius perlu diwaspadai.
8. Pastikan dalam kamar bayi cukup sirkulasi udara, tidak menggunakan pengharum ruangan atau obat nyamuk sprayer maupun bakar di ruang tidur bayi. Begitu pula Kamar yang masih berbau cat, tidak baik untuk pernafsan bayi
9. Tidak diperbolehkan mengganjal dot bayi pada mulutnya dengan alasan apapun, sebaiknya memberi minum bayi harus dalam keadaan bayi bangun,dan dipangku posisi setengah duduk.lalu disendawakan sebelum ditidurkan.Untuk mencegah bayi tersedak dan gumoh.
10. Suhu kamar yang pengap dan panas bukan tempat yang aman untuk menidurkan bayi
11. Tidak diperkenankan membawa bayi berlama-lama di bengkel atau di tempat parkir yang penuh sesak kendaraan bermotor. asap kendaraan sangat bahaya bagi paru paru bayi. Bila ingin belanja di pusat perbelanjaan, ibu yang menggendong bayi sebaiknya tidak ikut masuk ke area parkir.
12. Menggendong bayi dengan kain dan bepergian dalam waktu tempuh yang jauh dan lama sebaiknya dihindari. Angin yang kencang, bayi kekurangan oksigen dalam selimut selama perjalanan sangat berisiko.
13. Perhatikan gerak gerik kakaknya yang masih kecil saat berada didekatnya. Walau mungkin sedang ingin mengajaknya bermain ciluk ba!, pernah terjadi adiknya ditutupi bantal. Untung pembantunya segera tahu.
14. Bila di rumah bayi ditinggalkan bersama babysitter atau pembantu, sampaikan pesan tips menjaga keselamatan bayi ini dan cara menghubungi anda bila terjadi sesuatu.
Tanpa kita inginkan, adakalanya tiba tiba bayi mengalami hal hal darurat saat di rumah. Apa yang harus dilakukan?
Bayi tersedak saat minum susu : Segera posisikan bayi miring kiri, keluarkan sisa susu dan muntah dari mulut dan hidungnya dengan tissue atau saputangan lembut. Telentangkan bayi ditempat datar, rangsang bayi untuk menangis pada telapak kaki dengan melakukan sentilan jari jari kita. Sambil menuju ke pelayanan kesehatan terdekat bila bayi tidak dapat menangis atau biru.
Bayi kaki dan tangan teraba dingin, menggigil, wajah pucat : Segera hangatkan bayi dalam dekapan, beri selimut dan kaus tangan dan kaki.Berikan ASI . Kontak kulit tubuh ibu secara langsung dapat menghangatkan bayi. Matikan AC atau kipas angin di dekat bayi. Bila cuaca sangat dingin, tutup jendela kamar.
Bayi kejang - kejang ; segera jaga lidah bayi agar tidak tergigit , bebaskan bayi dari pakaian ketat, segera bawa ke rumah sakit atau klinik terdekat
Bayi terluka : Cek bagian yang memar atau luka, bila luka berdarah, tekan dekat bagian yang mengeluarkan darah dengan kapas bersih atau kain bersih agar berhenti dan segera bawa ke rumah sakit atau tenbaga kesehatan terdekat.
Bayi muntah muntah terus menerus: Posisikan kepala bayi miring ke satu sisi, bersihkan sisa muntah di mulut dan hidung, bawa ke rumah sakit. Longgarkan baju bayi agar bisa bernafas.
Bayi lemas / pingsan saat berada di tempat umum : Segera jauhkan bayi dari kerumunan, kemungkinan bayi mengalami kekurangan oksigen atau bila di tempat parkir keracunan asap kendaraan. Perhatikan pernafasan bayi. Bilaperlu lakukan pernafasan buatan. Bila bayi tersengal sengal dan wajah membiru segera bawa ke rumah sakit atau tenaga kesehatan terdekat.
Bayi tercebur kolam atau bak mandi : Segera selamatkan bayi dari air, bila tercebur hanya dalam waktu singkat dan bayi tidak sempat minum air, cukup hangatkan bayi dan peluk, rangsang bayi agar menangis . Bila bayi tetap biru, tidak menangis segera beri nafas buatan dari mulut kemulut, rangsang bayi agar menangis sambil dibawa segera ke rumah sakit. Jangan menekan perut bayi untuk mengeluarkan air, bila salah menekan akan merusak organ tubuh bayi yang masih rapuh.
Bayi tersetrum aliran listrik: Bungkus tangan anda yang kering dengan kain dan gunakan tongkat plastik berupa gagang sapu atau apapun di dekat anda untuk menjauhkan sumber aliran listrik dari bayi. Jangan menyentuh langsung. Segera bawa bayi ke tempat pelayanan kesehatan terdekat.
Bagian tubuh bayi tersiram air panas : Pada bagian tubuh bayi yang tersiram air panas segera aliri dengan air agar proses panas tidak semakin dalam merusak lapisan kulit, jangan mengolesi kulit bayi dengan odol, serbuk kopi dan sejenisnya. Tutup bagian yang melepuh dengan kain kassa steril bila ada persediaan di rumah. Bawa ke tempat pelayanan kesehatan terdekat .
Bayi mengalami panas lebih dari 38 celcius : buka semua pakaian tebal atau selimut , kenakan baju tipis dan beri kompres waslap dibasahi air hangat, kompres pada ketiak, leher dan lipat paha, segera bawa bayi ke tempat pelayanan kesehatan terdekat sambil terus di beri ASI
Bayi keracunan cairan misalnya minum minyak kayu putih : rangsang bayi untuk muntah dengan memasukkan jari kelingking yang dibalut kassa secara hati hati ke mulut bayi, setelah bayi muntah berikan cairan susu dan rangsang muntah lagi agar sia minyak kayu putih keluar semua. Namun harus hati hati pada saat muntah jaga agar bayi tidak tersedak, miringkan kepala bayi ke salah satu sisi saat muntah.sambil di bawa segera ke tempat pelayanan kesehatan.
Sumber: Kompas.com
Thanks for bunda Rangga Ananta Bhakti(Grup Tambah Asi Tambah Cinta)
Penyebab Kematian Mendadak Pada Bayi
Selasa, 18 September 2012
Diposting oleh Unknown di 09.53 0 komentar
Air Putih untuk Bayi, Perlukah?
Rabu, 12 September 2012
Oleh Leila Rizki Niwanda di TAMBAH ASI, TAMBAH CINTA
Artikel #1
Apakah bayi memerlukan air putih?
Bayi di bawah usia 6 bulan yang disusui TIDAK memerlukan air putih. Kenapa? Karena kebutuhan cairannya sudah tercukupi dari ASI. Kandungan air dalam ASI sendiri sebanyak 88%. Beberapa hari pertama sebelum produksi ASI Ibu lancar, kolostrum yang sedikit tersebut ternyata telah mampu memenuhi kebutuhan bayi dan menjaga dia dari dehidrasi (dengan asumsi bayi menyusu dengan efektif-pelekatan benar). Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), pemberian suplemen seperti air, glukosa, susu formula ataupun cairan lain seharusnya tidak diberikan pada bayi baru lahir yang disusui kecuali ada indikasi medis dari dokter. Beberapa riset menunjukkan dalam cuaca panas dan kering sekalipun , bayi usia 6 bulan ke bawah yang disusui tidak memerlukan air atau jus, dengan asumsi bayi boleh menyusu kapan pun dia mau. Dalam kondisi seperti ini, sang Ibu mungkin memerlukan asupan cairan lebih, tapi bayinya tidak. Jika Ibu merasa bayinya haus, segera susui si kecil. Langkah ini akan mencukupi kebutuhan cairannya. Semakin sering Ibu menyusui, semakin banyak ASI yang diproduksi yang berarti semakin banyak air bagi bayinya. Pemberian cairan di luar ASI justru dapat memicu kontaminasi atau alergen. Sedangkan pada bayi yang mendapat susu formula (sufor), air putih tidak perlu rutin diberikan. Beberapa sumber menyebutkan boleh memberikan air pada bayi yang mendapat sufor ketika cuaca luar ruangan sangat panas atau ketika bayi sakit yang disertai demam (perlu konsultasi terlebih dahulu pada dokter).
Pada bayi baru lahir (khususnya usia 4-5 minggu) pemberian air putih juga dapat menimbulkan risiko. Penambahan air putih dikaitkan dengan kenaikan tingkat bilirubin pada bayi baru lahir yang mengalami sakit kuning. Selain itu, terlalu banyak air putih dapat menimbulkan kondisi serius yang disebut keracunan air putih (oral water intoxication). Pemberian air putih akan membuat bayi kenyang sedangkan tambahan kalori tidak ada sama sekali. Oleh karena suplemen air putih dapat menurunkan berat badannya (atau berat badan tidak bagus). Bayi yang mendapatkan tambahan air putih juga akan malas/jarang menyusu, akibatnya produksi ASI ibu akan terganggu.
Sumber: http://aufalactababy.com/2011/08/01/pemberian-air-putih-pada-bayi-perlukah/
Artikel #2
“MBAK, jangan lupa kasih air putih kalau adek habis minum susu, ya,” urai Riani kepada sang pengasuh sembari menyuapkan beberapa sendok air putih kepada bayinya yang berusia 3 bulan.
Tahukah Moms, di balik kebiasaan memberikan air putih ternyata tersimpan bahaya yang dapat mengancam si buah hati, utamanya bayi di bawah usia 6 bulan.
ASI, Sudah Cukup!
Air putih bermanfaat bagi kesehatan anak-anak dan orang dewasa memang benar, tapi TIDAK untuk bayi.
“Pemberian air putih tidak disarankan, khususnya pada bayi usia < 6 bulan, karena kegunaannya tidak ada,” buka dr. Yulia Lukita Dewanti, M. Ked. Ped, SpA dari RS Sari Asih Serang.
Pada bayi usia tersebut, pemberian ASI eksklusif tanpa pemberian cairan lain sudah cukup memenuhi kebutuhan gizi bayi sesuai dengan perkembangannya.
Secara alamiah, komposisi ASI –mengandung 88 persen air- yang diproduksi akan mencukupi kebutuhan cairan bayi.
Begitu pun dengan bayi yang minum susu formula, lebih dari 80 persen komposisi susu formula adalah air. Mengingat tingginya kadar air dalam ASI maupun susu formula, bayi kurang 6 bulan tak perlu diberikan tambahan cairan lain apapun secara langsung –termasuk air putih, teh manis, atau jus buah.
Artinya, bayi tidak akan kekurangan cairan sejauh bayi mendapatkan ASI atau susu formula cukup setiap harinya. Bayi akan selalu ‘meminta’ ASI/susu formula bila ia merasa haus (on demand).
3. Alasan Air Putih Dilarang
Lantas, mengapa air putih tak baik diberikan pada bayi?
Ginjal Bisa Rusak
“Pada bayi berusia kurang dari 6 bulan, semua organnya belum berfungsi laiknya orang normal pada umumnya. Nah, organ yang langsung berhubungan dengan metabolisme cairan adalah ginjal. Jika bayi diberi banyak air putih, maka ginjal yang belum siap menyaring –kecuali ASI- ini dapat rusak,” papar dokter penyuka novel ini.
Ya, ginjal bayi belum mampu mengeluarkan air dengan cepat, sehingga dapat menyebabkan timbunan air dalam tubuh yang dapat membahayakan bayi (keracunan air).
Keracunan air
Kelebihan air di atas akan menyebabkan kandungan elektrolit dalam darah menjadi tidak seimbang, misalnya sodium (natrium). Kelebihan cairan tersebut akan melarutkan sodium dalam darah dan akan dikeluarkan tubuh, sehingga kadar sodium menjadi rendah yang dapat memengaruhi aktivitas otak.
Awalnya ditandai dengan iritabilitas (merengek-rengek), mengantuk dan gejala penurunan kesadaran lainnya yang kadang luput dari kewaspadaan orangtua. Gejala lainnya adalah penurunan suhu tubuh, bengkak di sekitar wajah dan jika dibiarkan dapat menjadi kejang.
Jika si kecil sampai mengalami kejang, kemungkinan terjadi gangguan perkembangan di masa depannya namun bergantung pada frekuensi dan durasi kejang tersebut terjadi.
Kebutuhan gizi tidak terpenuhi
Selain keracunan air, memberikan air putih setiap kali bayi menangis adalah salah. Bayi yang menangis tidak selalu berarti lapar. Bisa saja ia BAK (Buang Air Kecil), BAB (Buang Air Besar), kurang nyaman, sakit atau lainnya.
Bayi yang diberikan air setiap ia menangis akan menjadi kenyang. Sehingga keinginan bayi untuk menyusu akan menurun. Akibatnya, asupan gizi dalam tubuh menurun pula.
Padahal tiga tahun pertama adalah golden period (masa keemasan) untuk pertumbuhan dan perkembangan anak di masa depan dan sangat bergantung pada asupan gizinya saat itu. Oleh karena itu, Moms harus mengonsumsi makanan yang bergizi agar kualitas ASI terjaga.
Diare, Tetap Berikan ASI
Bagaimana bila bayiku diare, apa boleh diberikan air putih? “Untuk bayi usia kurang dari 6 bulan, tetap berikan ASI saja. Memang, kebutuhan akan cairan saat diare akan meningkat, namun pemberian ASI cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Semakin sering si ibu menyusui maka semakin banyak pula ASI yang diproduksi, sehingga Ibu tidak perlu khawatir ASI-nya tidak cukup,” saran dr Yulia.
Ingat, kandungan ASI sudah lengkap, termasuk kandungan elektrolitnya. Sehingga, pemberian cairan elektrolit khusus bayi tetap tidak disarankan.
Boleh Diperkenalkan lebih dari 6 Bulan
Pemberian air putih mulai dapat dilakukan saat bayi memasuki usia di atas 6 bulan, dimana MPASI (Makanan Pendamping ASI) mulai diperkenalkan. Selain itu pada usia lebih dari 6 bulan, organ bayi dianggap ‘siap’ untuk mencerna makanan dan minuman selain ASI.
Selain itu, ada beberapa penelitian menyebutkan bahwa pada kasus tertentu -seperti cuaca panas atau konstipasi- pemberian air pada bayi diperbolehkan.
Namun, pemberian air itu cukup berkisar satu sendok makan setiap pemberiannya. Sebaiknya, gunakan sendok, bukan dot/botol guna menghindari kehilangan kontrol berapa banyak air putih yang sudah diminum bayi, jangan sampai kebanyakan.
Misalnya yang terjadi di John Hopkins Children’ Center, sebuah rumah sakit di Amerika, seperti dikutip dari situsnya. Pada musim panas, banyak bayi yang dibawa ke ruang gawat darurat oleh orangtua yang panik karena bayi mereka kejang. Belakangan diketahui bahwa hal itu disebabkan oleh asupan air putih yang terlalu banyak.
Hmm, Anda tak mau hal itu terjadi pada si kecil, bukan?
Air Tajin, Tak Dianjurkan!
Pemberian air tajin (air rebusan beras) masih jamak ditemukan di masyarakat. Menyikapi hal ini, dr Yulia menegaskan bahwa air tajin tetap tidak dianjurkan untuk diberikan pada bayi usia kurang dari 6 bulan.
Banyak ibu-ibu memberikan air tajin bila anaknya terserang diare guna mengatasi dehidrasi. Banyak pula yang mencampurkan air tajin pada makanan bayinya saat si kecil berusia lebih dari 6 bulan.
Dikatakan dr. Yulia, komposisi air tajin tidak lain hanyalah karbohidrat. Memang, air tajin lebih baik dibandingkan dengan air putih yang tidak mengandung zat gizi dan hanya beberapa jenis elektrolit.
Walau begitu, bagi bayi lebih dari 6 bulan yang selalu diberikan air tajin, yang akan terpenuhi hanyalah kebutuhan karbohidratnya. Hasilnya, bayi bisa menjadi gemuk tanpa ada ‘isi’nya. Untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak, yang dibutuhkan bukanlah karbohidrat saja. Protein, lemak, serat, zat gizi makro dan mikro pun berperan penting.
Jadi, bijaklah dalam memilih makanan/minuman untuk dikonsumsi si kecil dalam masa tumbuh kembang-nya. (Sumber: Tabloid Mom/Kiddie) (nsa)
Sumber : http://lifestyle.okezone.com/read/2011/04/29/195/451601/air-putih-bukan-untuk-bayi
Tambahan dari @drtiwi (dikutip di situs MPASI Rumahan):
rumus pemberian air putih untuk anak sudah mulai mpasi = 30 x berat badan bayi.
Untuk anak yang minum ASI, bisa ½ dari jumlah seharusnya, misal, anak saya usia 6,5bulan beratnya 7,5kg, jadi porsi minum air putihnya, 30 x 7,5 = ± 210ml /hari, dan karena dia masih ASI ( di ASI hampir 80% mengandung air — menurut sumber yang saya baca) takaran minum air putihnya boleh ½ dari 210ml atau ± 105ml.
Diposting oleh Unknown di 14.14 0 komentar
Empat Bulan Buah Hatiku ^^
Selasa, 11 September 2012
Bersyukur...sepertinya itu kata yang paling tepat untu menggambarkan kebahagiaan melihat pertumbuhan dan perkembangan Affan. Hari ini, 11 September 2012 Affan tepat 4 bulan. Alhamdulillah dari hari ke hari kepandaian Affan semakin bertambah, dari membalas senyuman, tertawa dan bersuara ketika diajak ngobrol atau main cilukba di depan cermin, fokus kalo diputer lagu dari mainannya, menarik-narik bajunya (baju sampe rambut bundanya juga kalo lagi minum asi^^), dan sekarang sudah bisa tengkurap sendiri.
Affan senang sekali kalo bunda atau abinya nyanyi (dengan gerak tangan, badan dan kepala pastinya^^), dia akan fokus ngeliat dan dengerin. Bunda dan abi harus kreatif cari-cari lagu yang Affan suka(plus koreografinya^^) or bunyi-bunyian baru yang bisa buat Affan diam kalo mulai nangis karena bosan main. Pernah juga Affan tertidur sendiri di tempat tidur sambil dengerin abinya nyanyi. Tertawanya dan suaranya saat 'ngoceh' semakin jelas. oh iya Affan juga udah bisa teriak, apalagi kalo lg laper mau mimik susu tapi bunda masih asyik nyelesain pekerjaan lain. Puncak rengekannya sebuah teriakan dengan tatapan mata ke arah bunda (sudah tahu mana bundanya^^). Bener-bener sudah bisa berekspresi anak bunda...
sehat terus ya sayang...
Semoga Affan selalu dalam lindungan Allah SWT. dan tumbuh jadi anak yang bunda dan abi harapkan.
Allahumma shalli 'alaa Muhammad wa Aali Muhammad
Diposting oleh Unknown di 12.00 0 komentar