Menjelang 1,5 tahun 'My little Boy' ^^
Senin, 28 Oktober 2013
Diposting oleh Unknown di 09.47 0 komentar
Wedding Anniversary ^^
Rabu, 12 Juni 2013
Hari ini tepat jam 6 pagi alarm pengingat di handphone Abi nya Affan berbunyi, saat dilihat terbaca tulisan "My Wed... 2 tahun, Alhamdulillah". Tanpa lihat pengingat pun sebenarnya sudah sangat ingat kalo hari ini, 12 Juni 2013 tepat 2 tahun pernikahan Bunda dan Abi. Jadi ingat masa-masa ta'aruf dulu, pertama kali bertemu di rumah sepasang suami istri yang kami anggap sebagai guru. Jadi malu sendiri kalo ingat waktu itu curi2 pandang ngelirik Abi^^ (Abi curi2 pandang juga gk ya...?).
Pertemuan kedua saat Abinya Affan dan keluarga berkunjung ke kosan (waktu itu bunda masih ngekos di bedengan^^) dan bertemu dengan Nyai Affan yang datang dari Curup, waktu itu gak berani curi2 pandang lagi soalnya malu ada calon mertua dan calon ipar^^ (padahal penasaran banget pengen lihat lagi calon'imam'^^). Sampai terjadilah kesepakatan untuk melangsugkan ikatan suci pada tanggal 12 Juni 2011.
Segala Puji bagi Allah Yang Maha Pengasih, telah diciptakan Hawa sebagai pendamping Adam. Syukur atas karunia ini, cinta yang mulai disemai 2 tahun yang lalu sekarang semakin tumbuh subur. Semoga cinta itu akan samakin subur dengan pupuk kasih sayang. Benar pernyataan bahwa 'cinta yang hakiki adalah setelah pernikahan' (baca disalah satu buku pernikahan), karena kita benar-benar baru merasakan cinta yang sesungguhnya (kepada lawan jenis.red) kepada pasangan hidup kita (suami/istri). Sungguh perasaan-perasaan sebagai seorang manusia kepada lawan jenis saat masih single tidak ada apa-apanya, hilang bagai debu ditiup angin (lebay dikit^^). Cinta kepada suami/istri memang luar biasa, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Cinta itupun dapat kita refleksikan secara maksimal, karena memang halal dan termasuk ibadah.
Do'a tulus untuk kita yang sudah menikah, semoga Allah memberikan barokah pada pernikahan kita sehingga tercipta rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Rumah tangga tempat kita mendidik anak-anak untuk mengenal dan mencitai Allah, rumah tangga sebagai bagian dari dakwah untuk menguatkan kalimat Allah di muka bumi. Dan bagi yang belum dipertemukan dengan belahan jiwanya, semoga Allah mudahkan untuk dapat segera menggenapkan setengah Dien.
And last...,
For My husband, My'Habib', belahan jiwaku, seseorang yang telah membuat hati ini berbunga-bunga dan terkadang juga 'galau' ^^
Semoga Allah menguatkan cinta kasih di hati kita, memperpanjang jodoh kita, dan menjodohkan kita di dunia dan di akhirat nanti.
Allahumma shalli'alaa Muhammad, wa alaa'aali Muhammmad
Aamiin Yaa Rabbal 'aalamiin.
Diposting oleh Unknown di 10.58 0 komentar
Happy Milad...^^
Rabu, 22 Mei 2013
Alhamdulillah wasyukurillah... genap setahun sudah usia buah hatiku MUHAMMAD AFFAN ZAIDAN pada tanggal 11 Mei 2013. Sebagai orangtua (apalagi orangtua baru ^^) bahagia rasanya di hari lahirnya bisa berkumpul bersama, melihat perkembangannya yang semakin membuat takjub akan Kebesaran dan Kasih Sayang Allah. Sungguh kebahagiaan yang ruarrr biasa (lebih dari luar biasa jadinya ruarrr biasa^^) mendapat kepercayaan dari Allah untuk mendapat gelar 'Bunda', semoga bersama suami bisa menjaga amanah ini dan mengajarkannya untuk mengenal dan mencintai Allah SWT.
Di hari lahirnya, Affan sengaja bunda dan abinya manjakan dengan membelikannya kue sederhana dan balon ikan, cuma untuk senang-senang^^. Memang ada pendapat yang berbeda mengenai perayaan hari lahir. Ada beberapa ulama yang keras melarang merayakan hari lahir, alasannya karena di zaman Rasulullah tidak pernah ada perayaannya, begitu juga para sahabat Rasulullah. Jadi untuk pendapat yang pertama ini perayaan hari lahir termasuk bid'ah karena tidak pernah dicontohkan Rasulullah.
Pendapat ulama yang lebih moderat sedikit berbeda
dengan pendpat yang di atas tadi. Tidak semua yang hal
yang tidak dilakukan di zaman Rasulullah SAW menjadi bid'ah.
Terutama bila menyangkut masalah muamalah yang umum, bukan perkara
ubudiyah. Lalu apakah
segala sesuatu yang tidak dikerjakan oleh Rasulullah SAW selalu harus
menjadi bid'ah? Menurut kalangan ulama ini, tidak harus demikian. Jadi menurut pendapat kalangan ini, urusan merayakan ulang tahun itu adalah hal yang mubah hukumnya.
Diposting oleh Unknown di 08.54 0 komentar
Perkembangan Affan di Usia 10 Bulan
Senin, 18 Maret 2013
Bukan karena mau menghibur diri sendiri ya..., tapi katanya (kata orang kesehatan loh) kenaikan berat badan setiap anak tentu tidak sama, yang penting ada kenaikan setiap bulannya (walau sedikit^^). Banyak faktor yang mempengaruhi berat badan sang buah hati (faktor keturunan, pola makan dll), kita harus merubah pola pikir kita, karna anak yg gemuk belum tentu sehat sebaliknya anak yg kurus belum tentu juga kurang gizi. Nah, anak tetap termasuk dalam kategori 'aman' walau berat badannya cuma naik sedikit jika si anak tetap aktif (tidak lesu or tidak bersemangat), si anak tetap beraktivitas seperti layaknya anak seusianya.
Ini kisah nyata loh, dulu ada anak tetangga yang divonis 'kurang gizi' karena badanya yang memang 'imut'. Bidan di puskesmas bilang anaknya harus dirujuk ke rumah sakit karena kurang gizi hanya karena berat badannya tidak sesuai standar. Setelah sang ibu membawa balitanya ke rumah sakit yang dimaksud, dokter yg memeriksa meminta sang ibu untuk membawa anaknya PULANG (nah loh!). Sang ibu tentu saja bingung, orang anaknya dibilang kurang gizi kok malah disuruh pulang?. Setelah dijelasin sang dokter si ibu baru mangut2, ya jelas dokter minta ibu tersebut bawa pulang anaknya wong anaknya gak ada indikasi kurang gizi... Si anak emang kecil tapi bukan karena kurang gizi, nyatanya si anak sangat lincah dan 'cerdas' (cepat menangkap omongan orang disekitarnya), badannya kecil karena memang orangtuanya bukan termasuk golongan orang2 yang berbadan besar :), so...bisa dibilang kecil badannya karena faktor keturunan.
Dari beberapa artikel yang bunda baca, dalam beberapa minggu pertama, berat badan bayi akan naik sekitar 6 ons hingga 8 ons dalam seminggu. Dalam waktu sekitar enam bulan berat badannya mungkin akan menjadi dua kali lipat dari berat badannya waktu lahir. Setelah itu peningkatan berat badannya berangsur-angsur melambat. Makanya bunda bawa tenang aja, walau banyak yang komen 'imut ya kayak bundanya' kalo ngeliat Affan (emang bundanya imut juga ^^). Sama sekali bunda gak terpengaruh untuk ngegedein Affan dengan ngasi dia sufor, kayak anak kenalan yg dijejelin terus sama sufor biar badannya gemuk. Biar kecil yang penting sehat ya kan bund...?, walau gemuk tapi sering sakit, panas, pilek, rewel, lesu...duh mudah2an anak2 kita sehat terus ya. Alhamdulillah sampe 10 bulan ini Affan masih diberi ASI. ASI tetap is the best, anak ASI walau kecil tapi gempal, tapi gk sedikit juga anak ASI yg badannya besar, ya itu tadi banyak faktor yang mempengaruhi.
Ya...mudah2an di usia 10 bulan ini Affan lebih banyak kepintarannya, smoga Allah karunikan kesehatan untuknya. Alhamdulillah perkembangan Affan sejauh ini seperti layaknya anak seusianya:
* Affan dah mahir duduk dan mengatur posisi tubuhnya sendiri
* Lagi seneng2nya berdiri sendiri sambil pegangan di meja or teralis jendela, trus merambat-rambat
* Abi dan Nyiponya juga rajin menatih,, so Affan mulai melangkahkan kakinya
* Affan dah bisa angkat tangan dan memutar-mutar telapak tangannya kalo dibilang 'dada...da..da..' atau
saat kita bilang 'mana cicak?' dia akan mengangkat tangannya sambil melihat ke atas ^^
* Kalo kita menanggapi ocehan atau batuk kecilnya, dia akan mengulang-ulang terus ocehan or batuknya
sambil ngeliat kita
* Sekarang Affan lg sene....ng sm iklan, semua iklan terutama yg musiknya bagus, apalagi iklan minuman
B*G C**A, eeehmm...sambil tertawa Affan akan menepuk-nepuk lantai atau loncat-loncat keriangan
* Kalo ada anak tetangga yang main ke rumah or ketemu sm sesama balita, Affan langsung menunjukkan
ekspresi bahagia, sambil mendekat dan berusaha memegang anak or balita itu. Tinggal bunda aja yang
ngarahin "oh...sayang ya nak sama kakak...kakak sayang...sambil menyentuhkan tangan Affan ke pipi si
balita".
* Dan yang terbaru, sekarang kalo dibilang "cium bunda nak...", Affan akan menempelkan mulut dan
hidungnya ke pipi bunda sambil berdengus^^, terkadang pula sambil menggigit-gigit pipi or dagu bunda.
How Wonderful Life....^^,
Kepada Allah Yang Maha Pengasih, bantu kami untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Engkau berikan, dan semoga Engkau berkenan menambah nikmat-Mu untuk kami. aamiin
Diposting oleh Unknown di 15.43 0 komentar
Affan-ku saat ini...^^
Kamis, 07 Maret 2013
Seperti kutipan dari Pinterest.com, bahwa yang anak Anda butuhkan adalah: cinta, pengertian, bermain, bersenang-senang, diperhatikan, didengarkan, kehadiran Anda, penyelamat, kesempatan untuk ingin tahu, pelukan (yang banyak), bermain (lagi), kesempatan berbuat salah, dukungan untuk mencoba lagi, kesempatan berkembang, bermimpi, mendapatkan izin, dipercayai, kasih sayang, bimbingan, dan bermain lagi dan lagi.
Semoga kita sebagai orangtua dapat menjaga amanah Allah SWT yang berharga ini dengan baik, sehingga ia dapat tumbuh menjadi pribadi yg baik pula.
Kepada Pemilik Cinta... sesungguhnya kami mengharapkan cinta-Mu dan cinta orang2 yg mencintai-Mu. dan semoga kita dan anak keturunan kita termasuk pada golongan yg mencintai dan dicintai Allah SWT. aamiin
Diposting oleh Unknown di 11.30 0 komentar
Back To Nature
Kamis, 21 Februari 2013
Memberikan Obat ke Anak" ***
Belum sebulan aku tinggal di Belanda, dan putraku Malik terkena demam tinggi. Setelah tiga hari tak ada perbaikan aku membawanya ke huisart (dokter keluarga) kami, dr. Knol.
"Just wait and see. Don’t forget to drink a lot. Mostly this is a viral infection." kata dokter tua itu.
"Ha? Just wait and see?" batinku meradang.
Ya, aku tahu sih masih sulit untuk menentukan diagnosa pada kasus demam tiga hari tanpa ada gejala lain. Tapi masak sih nggak diapa-apain.
"Obat penurun panas Dok?" tanyaku lagi.
"Actually that is not necessary if the fever below 40 C."
Sebetulnya di rumah aku sudah memberi Malik obat penurun panas, tapi aku ingin dokter itu memberi obat lain. Sudah lama kudengar bahwa dokter disini pelit obat. Karena itu, aku membawa obat dari Indonesia.
Dua hari kemudian, demam Malik tak kunjung turun dan frekuensi muntahnya bertambah. Aku kembali ke dokter. Dia tetap menyuruhku wait and see. Pemeriksaan laboratorium akan dilakukan bila panas anakku menetap hingga hari ke tujuh.
"Anakku ini suka muntah-muntah juga Dok," kataku.
Lalu si dokter menekan-nekan perut anakku. "Apakah dia sudah minum suatu obat?"
Eh tak tahunya mendengar jawabanku, si dokter malah ngomel-ngomel,
"Kenapa kamu kasih syrup Ibuprofen? Pantas saja dia muntah-muntah. Ibuprofen itu sebaiknya tidak diberikan untuk anak-anak, karena efeknya bisa mengiritasi lambung. Untuk anak-anak lebih baik beri paracetamol saja."
Huuh! Walaupun dokter itu mengomel sambil tersenyum ramah, tapi aku jengkel dibuatnya. Jelek-jelek begini gue lulusan fakultas kedokteran tau!
Setibanya dirumah, suamiku langsung menjadi korban kekesalanku.
"Lha wong di Indonesia, dosenku aja ngasih obat penurun panas nggak pake diukur suhunya. Mau 37, 38 apa 39 derajat, tiap ke dokter dan bilang anakku sakit panas, penurun panas ya pasti dikasih. Masa dia bilang ibuprofen nggak baik buat anak!"
Sewaktu praktek menjadi dokter dulu, aku lebih banyak mencontek yang dilakukan senior. Tiga bulan menjadi co-asisten di bagian anak memang membuatku kelimpungan dan belajar banyak hal, tapi secuil-secuil ilmu kudapat. Seperti orang travelling Eropa dalam dua minggu. Menclok sebentar di Paris, dua hari ke Roma. Dua hari di Amsterdam, kemudian tiga hari mengunjungi Vienna. Puas berdiam di Berlin dan Swiss, waktu habis. Tibalah saat pulang ke Indonesia. Tampaknya orang itu sudah keliling Eropa, padahal ia hanya mengunjungi ibukota utama. Banyak negara dan kota di Eropa belum disambangi. Itulah kami, pemuda-pemudi fresh graduate from the oven Fakultas Kedokteran. Malah yang kami pelajari dulu, kasusnya tak pernah kami jumpai dalam praktek sehari-hari. Berharap bisa memberikan resep cespleng, kami mengintip resep ajian senior!
Setelah Malik sembuh, Lala, putri pertamaku sakit. Kuberikan obat batuk yang kubawa dari Indonesia. Batuknya tak hilang dan ingusnya masih meler. Lima hari kemudian, Lala kubawa ke huisart.
"Just drink a lot," katanya ringan.
"Apa nggak perlu dikasih antibiotik Dok?" tanyaku tak puas.
"This is mostly a viral infection, no need for an antibiotik," jawabnya lagi.
Lalu ngapain dong aku ke dokter,tiap ke dokter pulang nggak pernah dikasih obat. Paling enggak kasih vitamin keq!
"Ya udah beli aja obat batuk Thyme syrop. Di toko obat juga banyak."
Ternyata isi obat Thyme itu hanya ekstrak daun thyme dan madu.
Saat itu aku memang belum memiliki waktu untuk berintim-intim dengan internet. Di kepalaku, cara berobat yang betul adalah seperti di Indonesia.
Putriku sembuh. Sebulan kemudian sakit lagi. Batuk pilek putriku kali ini ringan, tapi hampir dua bulan sekali ia sakit. Dua bulan sekali memang lebih mendingan karena di Indonesia dulu, hampir tiap dua minggu ia sakit.
"Dok anak ini koq sakit batuk pilek melulu ya?"
Setelah mendengarkan dada putriku dengan stetoskop, melihat tonsilnya, dan lubang hidungnya,huisart-ku menjawab,"Nothing to worry. Just a viral infection."
"Tapi Dok, dia sering banget sakit, hampir tiap sebulan atau dua bulan Dok,"
Dokter tua yang sebetulnya baik dan ramah itu tersenyum. "Do you know how many times normally children get sick every year?"
"Twelve time in a year, researcher said," katanya sambil tersenyum lebar. "Sebetulnya kamu tak perlu ke dokter kalau penyakit anakmu tak terlalu berat," sambungnya.
Aku pulang dengan perasaan malu. Barangkali si dokter benar, aku selama ini kurang belajar.
Setelah aku beradaptasi dengan kehidupan di Belanda, aku berinteraksi dengan internet. Aku menemukan artikel Prof. Iwan Darmansjah, ahli obat-obatan Fakultas Kedokteran UI.
"Batuk - pilek beserta demam yang terjadi 6 - 12 bulan masih wajar.observasi menunjukkan kunjungan ke dokter terjadi 2 - 3 minggu selama bertahun-tahun."
"Bila ini yang terjadi, maka ada dua kemungkinan kesalahkaprahan penanganannya, Pertama, obat diberikan selalu mengandung antibiotik. Padahal 95% serangan batuk pilek dengan atau tanpa demam disebabkan oleh virus, dan antibiotik tidak dapat membunuh virus. Di lain pihak, antibiotik malah membunuh kuman baik dalam tubuh, yang berfungsi menjaga keseimbangan dan menghindarkan kuman jahat menyerang tubuh. Ia juga mengurangi imunitas si anak, sehingga daya tahannya menurun. Akibatnya anak jatuh sakit setiap 2 - 3 minggu dan perlu berobat lagi.
Duuh…kemana saja aku selama ini. Eh..sebetulnya..bukan salahku dong. Aku kan sudah membawa mereka ke dokter spesialis anak. Sekali lagi, mereka itu dosenku lho!.
Di Belanda 'dipaksa' tak pernah mendapat antibiotik untuk penyakit khas anak-anak, kondisi anakku jauh lebih baik. Mereka jarang sakit.
Aku tercenung mengingat 'pengobatan rasional'. Hey! Lalu kemana perginya ingatan itu? Jadi, apa yg kulakukan, tidak meneliti baik-baik obat yang kuberikan, sedikit-sedikit memberi obat penurun panas, sedikit-sedikit memberi antibiotik, baru sehari atau dua hari anak mengalami sakit ringan aku panik dan membawa ke dokter, sedikit-sedikit memberi vitamin. Rupanya adalah tindakan yang sama sekali tidak rasional!
Sistem kesehatan Belanda menerapkan betul apa itu pengobatan rasional.
Aku baru mengetahui ibuprofen memang lebih efektif menurunkan demam pada anak, sehingga banyak negara termasuk Amerika Serikat,dipakai secara luas untuk anakanak. Tetapi resiko efek sampingnya lebih besar, Belgia dan Belanda menetapkan kebijakan lain. Walaupun obat ibuprofen tersedia di apotek dan boleh digunakan usia anak diatas 6 bulan, di kedua negara ini, parasetamol tetap dinyatakan sebagai obat pilihan pertama anak demam.
Jadi, bagaimana dengan para orangtua di Indonesia? Aku tak ingin berbicara terlalu jauh soal mereka-mereka yang tinggal di desa atau orang-orang yang terpinggirkan. Karena kekurangan dan ketidakmampuan,penyakit anak sehari-hari, orang desa relatif 'terlindungi' dari paparan obat-obatan yang tak perlu. Sementara kita yang tinggal di kota besar,cukup berduit,melek sekolah, internet dan pengetahuan, malah kebanyakan selalu dokter-minded dan gampang dijadikan sasaran oleh perusahaan obat dan media. Kalau pergi ke dokter lalu tak diberi obat, biasanya kita malah ngomel-ngomel, 'memaksa' agar si dokter memberikan obat. Iklan-iklan obat pun bertebaran di media, bahkan tak jarang dokter-dokter 'menjual' obat tertentu melalui media. Padahal mestinya dokter dilarang mengiklankan suatu produk obat.
Dan bagaimana pula dengan teman-teman sejawatku dan dosen-dosenku yang kerap memberikan antibiotik dan obat-obatan yang tidak perlu pada pasien batuk, pilek, demam, mencret? Malah aku sendiri dulu pun melakukannya karena nyontek senior. Apakah manfaatnya lebih besar dibandingkan resikonya? Tentu saja tidak. Biaya pengobatan membengkak, anak malah gampang sakit dan terpapar obat yang tak perlu. Belum lagi bahaya besar jelas mengancam seluruh umat manusia: superbug, resitensi antibiotik! Tapi mengapa semua itu terjadi?
Duuh Tuhan, aku tahu sesungguhnya Engkau tak menyukai sesuatu yang sia-sia dan tak ada manfaatnya. Namun selama ini aku telah alpa. Sebagai orangtua, bahkan aku sendiri yang mengaku lulusan fakultas kedokteran ini, telah terlena dan tak menyadari semuanya. Aku tak akan eling kalau aku tidak menyaksikan sendiri dan tidak tinggal di negeri kompeni ini. Apalagi dengan masyarakat awam, para orangtua baru yang memiliki anak-anak kecil itu. Jadi bagaimana mengurai keruwetan ini seharusnya? Memikirkannya aku seperti terperosok ke lubang raksasa hitam. Aku tak tahu, sungguh!
Aku sadar. Telah terjadi kesalahan paradigma pada kebanyakan kita di Indonesia dalam menghadapi anak sakit. Disini aku sering pulang dari dokter tanpa membawa obat. Aku ke dokter biasanya 'hanya' konsultasi, memastikan diagnosa penyakit dan penanganan terbaiknya, serta meyakinkan diriku bahwa anakku baik-baik saja.
Di Indonesia, ke dokter = dapat obat?
Sistem kesehatan di Indonesia memang masih ruwet. Kebijakan obat nasional belum berpihak pada rakyat. Perusahaan obat bebas beraksi‘ tanpa ada peraturan dan hukum yang tegas dari pemerintah. Dokter pun bebas meresepkan obat apa saja tanpa ngeri mendapat sangsi.
Lalu dimana ujung pangkal salahnya? Percuma mencari-cari ujung pangkal salahnya.Kondisi tersebut jelas tak bisa dibiarkan. Siapa yang harus memulai perubahan? Pemerintah, dokter, petugas kesehatan, perusahaan obat, tentu semua harus berubah. Namun, dalam kondisi seperti ini, mengharapkan perubahan kebijakan pemerintah dalam waktu dekat sungguh seperti pungguk merindukan bulan. Sebagai pasien kita pun tak bisa tinggal diam. Setidaknya, bila pasien 'bergerak', masalah kesehatan di Indonesia, utamanya kejadian pemakaian obat yang tidak rasional dan kesalahan medis tentu bisa diturunkan.
Dikutip dari buku "Smart Patient" karya dr. Agnes Tri Harjaningrum
Semoga mencerahkan ya bunda-bunda, saya dapetnya dari artikel suami..
Sumber: http://ibuhamil.com/ngobrol-apa-saja/5102-alasan-dokter-negara-maju-pelit-memberikan-obat-ke-anak.html#ixzz2LQQU9qPM
Diposting oleh Unknown di 14.28 0 komentar
2 bulan Pasca ASI Eksklusif
Jumat, 11 Januari 2013
Delapan bulan sudah usia Affan, selamat ulang bulan buah hati bunda sayang...^^. Tambah banyak kepintarannya, semakin sering 'ngoceh-ngoceh', kata-kata terbaru yang sekarang sering diucapkan Affan: "ceya...ceya". Gerak motoriknya juga semakin lincah, merayap sudah kemana-mana, loncat-loncat sambil bersuara "ha ha ha" (pegel2 deh tangan yg megangin dia ^^). Ekspresinya jg semakin tampak, kalo sedang senang Affan akan tertawa sambil memejam-mejamkan matanya (seperti mata genit^^), kalo lihat bunda dan abinya pulang langsung tersenyum lebar dan loncat-loncat. Bosan duduk di baby walkernya, Affan akan merengek minta digendong sambil ngangkat kedua tangannya.
Tapi yang paling sedih saat berangkat ke kantor dan ninggalin Affan di rumah :(. Awalnya ekspresi Affan ceria disangka mau diajak jalan, tapi waktu bunda gak ngambil-ngambil dia, dan langsung naik motor sama abinya wajahnya jadi datar tanpa ekspresi :( (cuma ngeliatin bunda yang melambai-lambai tangan sambil bilang..."nanti sore insya Allah kita main lagi ya nak...assalamu'alaikum...").
Dilema ya jadi ibu kantoran, harus ninggalin anak di rumah, tapi jangan sampe karena pekerja jadi gak dekat sama anak. Untuk ibu-ibu pekerja kita sama-sama belajar ya untuk tetap bisa jadi bunda yang baik, sebisa mungkin setelah pulang kerja anak kita yang urus. Walau kerja susu anak ya tetap ASI (untuk anak 2 tahun kebawah). Sudah banyak pengalaman bunda-bunda pekerja yang sukses 'Program ASI Ekslusif-nya', tentu harus ada dukungan keluarga terutama suami. Sekarang banyak peralatan ibu menyusui yang memudahkan kita untuk memberikan ASI ekslusif., bunda bisa membawa alat seperti pompa ASI (manual or elektrik), botol penyimpan ASI dan Cooler Bag ke kantor, jadi produksi ASI tetap lancar karena tetap dipumping selama di kantor.
Kalo dulu ibu-ibu pekerja nyerah sama susu formula saat mulai aktif bekerja karena gak tahu klo ASI ternyata bisa disimpan dalam jangka waktu yg relatif lama, tapi sekarang sudah banyak bahasan dan artikel yg memberikan informasi mengenai cara penyimpanan ASI. Di suhu ruangan ASI bisa tahan kurang lebih 6 jam. Kalo disimpan di dalam kulkas, ASI dapat bertahan lebih kurang 2 hari, kalo di Freezer malah bisa tahan 3 bulan (ini untuk freezer yang terpisah alias kulkas 2 pintu). Gak punya kulkas 2 pintu?gak masalah, ASI dapat bertahan 2 minggu dalam freezer kulkas 1 pintu.
Gak ada yang sulit kalo kita mau, kecuali kalo bunda memang gak niat buat capek-capek nyisihin waktu di kantor buat ber pumping ria ^^, paling lama juga setengah jam buat pumping. Habis pumping simpen deh ASI di cooler bag, entar sampe rumah baru dipindahin ke kulkas or freezer untuk stok, jadi si kecil tetap minum ASI walau bundanya tak di rumah.
Alhamdulillah sampe sekarang Affan masih ASI (berdo'a bisa sampe umur Affan 2 tahun), toerinya ya itu tadi setiap hari di kantor gk pernah absen untuk ber pumping ria^^ (untuk stok ASI Affan esok harinya), trus malamnya Affan tetap minum ASI langsung dari sumbernya^^. Insya Allah dengan ikhtiar dan do'a kita tetap bisa memberi yang terbaik untuk anak. Bukan cuma untuk daya tahan tubuhnya, tapi dengan ASI ikatan batin ibu dan anak lebih kuat. Jangan sampe ya bunda, udah seharian ditinggal ke kantor, malamnya anak gk bisa lengket sama bunda karena minumnya masih pake botol :(. Pengalaman saya, walau siang gak bisa nyusuin langsung, tapi kalo udah di rumah Affan bisa minum ASI sama bunda kapanpun, dan kalo tidur Affan 'dikelonin' biar terobati rindunya selama ditinggal kerja. Bukan cuma itu, dengan memeluknya sambil minum susu Affan kelihatan lebih senang, tenang dan nyaman apalagi kalo abinya ikutan nemenin. Memang benar, anak akan merasa nyaman berada di sekitar orang yang menyayangi dan disayanginya...
Big Big Love For My Son "Muhammad Affan Zaidan" and all children in the world ^^
Diposting oleh Unknown di 15.05 0 komentar
Harapan di 2013 'Insya Allah'
Selasa, 08 Januari 2013
Jumpa lagi...jumpa bunda disini...^^, (jadi inget lagu anak2 jadul). Yaa akhirnya bisa nulis lagi setelah sekian lama (lebay euy!^^). Rasanya banyaaaak banget yg pengen ditulis, saking banyaknya bingung mau nulis apa :(. Sudah sepekan 2013 berjalan, ditahun ini berharap semua amanah yg ada dapat berjalan lebih baik.
* To mylovely husband: berharap bisa menjadi istri yg dapat melayani suami lebih baik, tidak banyak berkeluh kesah, menjadi pendamping yg dapat menyejukkan mata dan hatimu wahai 'imam'ku. Semoga istana kecil kita dapat menjadi syurga kita, tempat kita berbagi tawa, canda, tangis, bahagia...bersama. Semoga engkau ridho dengan ketidaksempurnaanku sebagai seorang istri yg masih terus belajar untuk menjadi istri yg sholeha untukmu suamiku 'M. Nuril Yunus'.
* 'Bunda' satu kata yg akhirnya di tahun 2012'dipatenkan' sebagai panggilanku, bukan hanya untuk keponakan2 yg selama ini memang sudah memanggil dengan sebutan bunda, tapi untuk anakku sendiri, anakku yg lahir dari rahimku. Syukurku pada-Mu Ya Rabb atas amanah yg Kau percayakan pada hamba dan suami. Semoga dapat menjadi bunda yg dapat menjadikan Affan anak yg sehat, cerdas, mulai mengenal dan mencintai Rabb nya. Semoga perkembangan dan pertumbuhan Affan semakin baik dari hari ke hari. Benar2 anugerah Allah yg tak ternilai harganya, sungguh beruntung Allah mengizinkan bunda menjadi orang tuamu. (terharu sangat...)
* Untuk orangtuaku, juga mertuaku, semoga anak kalian ini dapat menjadi anak yg berbakti dan dapat membahagiakan kalian, banyak cita2 kami (my husband n me) yg belum dapat terealisasi untuk kalian. Semoga Allah mudahkan untuk segera terealisasi.
* Amanah di pekerjaan semoga juga dapat dijalankan dengan lebih baik (bukan cuma karena TuKin ^^). Walau sampai sekarang masih dilema, bekerja dan harus meninggalkan Affan di rumah...(sedih...). Semoga Allah beri kemudahan dan rezeki tanpa harus mendzolimi Affan.
* And Last...sebagai manusia dapat berhabluminannas dengan lebih baik, dijauhkan dari iri, dengki dan segala penyakit hati. Dilindungi dari niatan jahat makhluk Allah, dan dari orang yg dapat membuat terjerumus pada hal2 yg dimurkai Allah. Serta semoga dapat membawa kebaikan dan manfaat untuk sesama (terutama di lingkungan tempat tinggal yg baru^^).
Semoga Allah kabulkan semua harapan, karena Allah Maha Berkehendak, dan hanya pada-Nya tempat bergantung.
Allahumma shalli'alaa Muhammad wa'ala'aali Muhammad
Aamiin Ya Rabbal'aalamiin
Diposting oleh Unknown di 13.50 0 komentar